loader image

Baja Ringan vs Besi Hollow: 7 Perbandingan Kekuatan dan Ketahanan Terbaik untuk Bangunan!

Dalam dunia konstruksi modern, pemilihan material rangka dan struktur menjadi faktor krusial untuk menentukan kekuatan serta umur bangunan. Dua material yang sering dibandingkan adalah baja ringan vs besi hollow. Keduanya memiliki karakteristik unik, baik dari segi kekuatan, ketahanan, maupun efisiensi biaya. Namun, memilih material yang tepat tidak bisa hanya berdasarkan harga atau tampilan luar. Diperlukan pemahaman mendalam tentang keunggulan teknis dan sifat fisiknya agar keputusan yang diambil tepat sasaran.

Menurut data teknis dari Indonesian Society of Steel Construction (ISSC), material baja ringan umumnya digunakan untuk struktur atap karena bobotnya yang ringan namun kuat. Di sisi lain, besi hollow lebih banyak diaplikasikan pada rangka pagar, kanopi, hingga plafon karena bentuknya yang kaku dan mudah dirakit. Karena itu, memahami perbandingan baja ringan vs besi hollow menjadi langkah penting sebelum menentukan pilihan untuk proyek konstruksi Anda.


1. Kekuatan dan Daya Tahan

Dari segi kekuatan tarik, baja ringan memiliki nilai tensile strength sekitar 550 MPa, sedangkan besi hollow umumnya berkisar antara 240–400 MPa, tergantung jenis dan ketebalan dindingnya. Artinya, baja ringan lebih unggul dalam menahan beban tarik dibandingkan besi hollow.

Namun, daya tahan besi hollow terhadap benturan fisik atau deformasi tekan biasanya lebih baik, terutama untuk struktur vertikal. Selain itu, ketebalan besi hollow yang bervariasi memungkinkan penggunaannya pada elemen yang membutuhkan kekakuan ekstra. Karena itu, dalam konteks kekuatan struktural, baja ringan vs besi hollow sama-sama memiliki keunggulan tergantung pada jenis beban yang harus ditanggung.

Baca Juga: 11 Trik Cerdas Baja Ringan Yang Bikin Rumah Tahan Lama & Anti Repot


2. Ketahanan terhadap Karat dan Cuaca

Salah satu faktor penting dalam konstruksi adalah kemampuan material menghadapi perubahan cuaca. Baja ringan umumnya dilapisi dengan zincalume atau galvalume, kombinasi seng dan aluminium yang memberikan perlindungan ganda terhadap korosi. Berdasarkan uji laboratorium dari Bluescope Steel, baja ringan dengan lapisan galvalume mampu bertahan lebih dari 25 tahun di lingkungan non-korosif.

Sebaliknya, besi hollow mudah berkarat jika tidak diberikan lapisan anti-karat seperti cat epoxy atau galvanis panas. Karena itu, meskipun besi hollow kuat secara fisik, dari sisi ketahanan terhadap karat, baja ringan jauh lebih unggul terutama untuk aplikasi luar ruangan yang terpapar hujan dan panas matahari.

Simak Juga: 5 Keunggulan Luar Biasa Baja Ringan Kanopi Yang Buat Rumah Terlihat Mewah


3. Berat dan Kemudahan Pemasangan

Bobot material menjadi pertimbangan utama dalam efisiensi konstruksi. Baja ringan memiliki massa jenis sekitar 7,8 g/cm³, namun karena profilnya tipis dan dirancang presisi, berat totalnya lebih ringan dibandingkan besi hollow.

Selain itu, baja ringan mudah dipotong, dibentuk, dan dipasang menggunakan sambungan baut khusus tanpa pengelasan. Di sisi lain, besi hollow membutuhkan proses las yang lebih lama dan memerlukan tenaga ahli. Karena itu, dalam aspek efisiensi waktu dan kemudahan pengerjaan, baja ringan vs besi hollow menunjukkan bahwa baja ringan lebih praktis untuk proyek berskala besar.


4. Umur Pakai dan Perawatan

Dalam hal umur pakai, baja ringan bisa bertahan hingga 50 tahun jika dipasang dengan benar dan tidak terpapar air langsung secara terus-menerus. Lapisan anti-karat yang menyelimuti baja ringan membantu memperlambat proses oksidasi.

Sementara itu, besi hollow memiliki umur pakai rata-rata 10–20 tahun, tergantung dari tingkat kelembapan dan kualitas lapisan pelindungnya. Karena itu, besi hollow membutuhkan perawatan rutin seperti pengecatan ulang setiap beberapa tahun untuk mencegah karat. Dari segi perawatan jangka panjang, baja ringan jelas lebih hemat waktu dan biaya.


5. Biaya Material dan Efisiensi Proyek

Banyak kontraktor mempertimbangkan biaya saat memilih antara baja ringan vs besi hollow. Harga per batang besi hollow umumnya lebih murah dibandingkan baja ringan. Namun, biaya total proyek sering kali berbalik karena baja ringan membutuhkan struktur penopang yang lebih sedikit dan pemasangan yang cepat.

Selain itu, penghematan waktu kerja bisa mencapai 30–40% karena sistem instalasinya modular. Di sisi lain, besi hollow memerlukan tenaga las profesional dan waktu lebih lama, sehingga biaya tenaga kerja bisa meningkat. Karena itu, efisiensi total sering kali membuat baja ringan menjadi pilihan ekonomis untuk proyek jangka panjang.


6. Aplikasi Ideal: Atap, Rangka, dan Pagar

Berdasarkan fungsinya, baja ringan paling ideal digunakan untuk rangka atap, plafon, dan struktur ringan lainnya. Desain profil kanal C dan omega memberikan kekuatan optimal tanpa menambah beban berlebih pada fondasi bangunan.

Sementara besi hollow cocok untuk pagar, kanopi, dan partisi interior, di mana tampilan estetika dan kekakuan struktur lebih diutamakan. Karena itu, pemilihan material tergantung pada kebutuhan: baja ringan untuk efisiensi dan ketahanan, besi hollow untuk tampilan dan kekokohan visual.


7. Aspek Ramah Lingkungan dan Keberlanjutan

Dalam konteks keberlanjutan, baja ringan memiliki keunggulan karena 100% dapat didaur ulang tanpa kehilangan kualitas material. Selain itu, produksinya menggunakan energi lebih rendah dibandingkan baja konvensional.

Sebaliknya, besi hollow juga bisa didaur ulang, namun proses daur ulangnya lebih berat dan menghasilkan emisi karbon lebih tinggi. Karena itu, bagi proyek bangunan hijau dan ramah lingkungan, penggunaan baja ringan lebih disarankan untuk mengurangi jejak karbon konstruksi.

Tertarik melihat bagaimana produk kami bisa membantu bisnis Anda? Lihat detail produk kami di e-Katalog Inaproc Kairos Pratama Karya.


Kesimpulan

Dari berbagai aspek teknis yang telah dibahas, dapat disimpulkan bahwa dalam perbandingan baja ringan vs besi hollow, masing-masing memiliki keunggulan tersendiri. Baja ringan unggul dalam hal ketahanan korosi, efisiensi waktu, serta umur pakai, sedangkan besi hollow lebih kuat terhadap benturan dan cocok untuk aplikasi visual seperti pagar atau kanopi.

Karena itu, pilihan terbaik tergantung pada fungsi struktur dan kondisi lingkungan proyek. Jika Anda mengutamakan kecepatan, ketahanan, dan efisiensi jangka panjang, baja ringan merupakan solusi ideal. Namun, bila desain menuntut tampilan kokoh dan presisi visual, besi hollow tetap menjadi pilihan yang tak kalah kompetitif dalam dunia konstruksi modern.