Bagi peternak, pakan adalah pedang bermata dua. Jika diracik dengan benar, pakan bisa menjadi sumber keuntungan besar. Sebaliknya, jika salah, pakan bisa menghabiskan modal dan menyebabkan kerugian. Kesalahan fatal sering terjadi saat menentukan komposisi bahan pakan ternak unggas mandiri. Komposisi Bahan Pakan Unggas.
Sayangnya, banyak peternak hanya fokus pada bahan-bahan termurah tanpa memperhatikan keseimbangan nutrisi. Padahal, peternakan unggas Anda akan rugi besar jika pertumbuhan ayam melambat atau bahkan mati karena kekurangan gizi. Artikel ini akan membongkar 5 kesalahan paling fatal yang harus Anda hindari dalam meracik komposisi bahan pakan ternak unggas. Baca dan pastikan Anda tidak mengulangi kesalahan ini!
Pelajari Lebih Lanjut: 4 Tips Pakan Ternak Unggas Hemat Biaya
5 Kesalahan Fatal dalam Komposisi Bahan Pakan Unggas
Meracik pakan lebih dari sekadar mencampur dedak dan jagung. Anda harus bertindak sebagai ahli gizi mini untuk ternak Anda. Mengabaikan poin-poin berikut dapat secara drastis menurunkan performa dan meningkatkan biaya produksi.
1. Mengabaikan Keseimbangan Rasio Energi vs Protein (E:P)
Ini adalah kesalahan paling mendasar. Unggas membutuhkan energi (karbohidrat/lemak) untuk hidup dan beraktivitas, serta protein untuk tumbuh (membentuk daging). Kedua kebutuhan ini harus seimbang.
Risiko Keseimbangan yang Salah
- Energi Terlalu Tinggi: Jika pakan terlalu banyak mengandung sumber energi (misalnya, terlalu banyak jagung), unggas akan cepat gemuk, tetapi bobot tubuh yang terbentuk didominasi oleh lemak, bukan daging. FCR (rasio konversi pakan) menjadi boros.
- Protein Terlalu Tinggi: Pakan menjadi mahal. Kelebihan protein akan dibuang melalui kotoran, membebani fungsi ginjal, dan berpotensi menyebabkan penyakit.
- Tidak Sesuai Fase Tumbuh: Komposisi bahan pakan ternak unggas harus berubah sesuai usia. Anak ayam (starter) butuh protein lebih tinggi, sedangkan ayam finisher butuh energi lebih tinggi.
Solusi: Terapkan Rasio E:P Kritis
Selalu hitung kebutuhan Energi Metabolisme (EM) dan Protein Kasar (PK). Konsultasikan target rasio, misalnya untuk broiler finisher, umumnya berkisar antara 1:150 hingga 1:170 (EM kkal/kg per PK %). Ini memastikan pembentukan daging yang efisien, bukan lemak.
2. Terlalu Banyak Serat Kasar (Fiber) dalam Komposisi Pakan
Serat kasar (seperti sekam padi, ampas singkong mentah, atau dedak kualitas rendah) memang murah, tetapi unggas, terutama ayam, memiliki saluran pencernaan pendek. Mereka sulit mencerna serat.
Kerugian Akibat Serat Berlebih
- Pencernaan Terhambat: Serat kasar membuat nutrisi lain sulit diserap, menyebabkan ayam “kenyang” tanpa mendapatkan energi yang cukup.
- Kebutuhan Pakan Meningkat: Unggas harus makan lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan energi, yang justru membuat total biaya pakan Anda membengkak.
- Menghambat Pertumbuhan: Pertumbuhan ayam akan melambat, periode panen tertunda, dan keuntungan hilang.
Solusi: Batasi Sumber Serat
Pastikan sumber energi Anda (jagung dan dedak) memiliki kandungan serat kasar di bawah batas toleransi (biasanya maksimal 7% untuk broiler). Jika menggunakan bahan limbah tinggi serat seperti ampas, wajib diolah melalui fermentasi atau metode lain untuk memecah molekul seratnya.
Simak Juga: 7 Zat Penting Kandungan Nutrisi Pakan
3. Mengabaikan Kebutuhan Asam Amino Esensial
Banyak peternak hanya melihat total Protein Kasar (PK) tanpa memperhatikan kualitas protein tersebut. Kualitas protein ditentukan oleh kandungan Asam Amino Esensial (AAE), terutama Lisin dan Metionin.
Mengapa Lisin dan Metionin Penting?
Lisin dan Metionin adalah “batu bata” utama pembentuk otot dan bulu. Jika salah satu kekurangan, meskipun total proteinnya sudah tinggi, proses pertumbuhan unggas akan terhenti (limiting factor).
- Kualitas Protein: Komposisi bahan pakan ternak unggas dari sumber nabati (seperti jagung) seringkali rendah Metionin, sementara bungkil kedelai (SBM) relatif rendah Lisin.
- Penyebab Kerugian: Pertumbuhan ayam yang tidak seragam (pertumbuhan lambat) sering disebabkan oleh kekurangan AAE.
Solusi: Fortifikasi dengan Asam Amino Sintetis
Untuk memastikan kebutuhan Lisin dan Metionin terpenuhi tanpa harus menambah banyak tepung ikan yang mahal, tambahkan suplemen Lisin dan Metionin sintetis dalam takaran yang sangat akurat sesuai formulasi. Ini adalah cara paling efisien dan hemat biaya.
4. Tidak Memperhatikan Antinutrisi dalam Bahan Pakan Lokal
Bahan pakan alternatif lokal yang murah sering mengandung zat antinutrisi—senyawa yang menghambat pencernaan atau penyerapan nutrisi lain. Contoh paling umum adalah sianida pada singkong, fitat pada biji-bijian, dan tannin pada bungkil tertentu.
Risiko Zat Antinutrisi
- Menurunkan Kecernaan: Zat ini membuat pakan yang sudah Anda racik sebaik mungkin menjadi tidak bisa diserap maksimal.
- Toksisitas: Dalam kadar tinggi, zat seperti sianida bisa menyebabkan keracunan dan kematian unggas.
Solusi: Wajib Pengolahan Awal
Komposisi bahan pakan ternak unggas dari sumber lokal harus melalui proses detoksifikasi, seperti:
- Perebusan/Pemanasan: Mengurangi zat antinutrisi seperti trypsin inhibitor pada kedelai atau sianida pada singkong.
- Fermentasi: Mengurai fitat dan beberapa senyawa beracun lainnya, sekaligus meningkatkan kecernaan.
- Penggunaan Enzim: Menambahkan enzim seperti fitase dalam ransum untuk menetralisir efek negatif fitat.
5. Mengabaikan Kebutuhan Mineral Mikro dan Vitamin
Mineral makro (Kalsium, Fosfor) dan vitamin (A, D, E, K, B kompleks) dibutuhkan dalam jumlah kecil, tetapi kekurangannya menyebabkan masalah besar. Banyak peternak mengandalkan mineral alami di jagung/dedak, padahal jumlahnya tidak cukup.
Dampak Kekurangan Mineral
- Kalsium/Fosfor: Menyebabkan kelainan kaki (leg disorder), tulang rapuh, dan penurunan kualitas cangkang telur.
- Vitamin D: Gangguan metabolisme kalsium.
- Vitamin B Kompleks: Pertumbuhan bulu yang buruk dan kelainan saraf.
Solusi: Selalu Gunakan Premix
Untuk menghindari defisiensi yang merugikan, wajib masukkan Premix (campuran vitamin dan mineral siap pakai) ke dalam komposisi bahan pakan ternak unggas Anda. Meskipun harganya menambah sedikit biaya, premix menjamin ketersediaan nutrisi mikro yang vital untuk kesehatan dan pertumbuhan unggas. Ini adalah asuransi terbaik untuk performa ternak Anda.
Kesimpulan: Cerdas Meracik, Panen Untung Maksimal
Mendalami komposisi bahan pakan ternak unggas adalah langkah terpenting dalam bisnis peternakan. Dengan menghindari 5 kesalahan fatal di atas—mulai dari rasio E:P yang salah hingga mengabaikan asam amino dan antinutrisi—Anda telah menyelamatkan diri dari kerugian besar. Mulai sekarang, berhitunglah secara akurat, olah bahan baku dengan benar, dan saksikan pertumbuhan unggas Anda melaju kencang, membawa keuntungan maksimal ke peternakan Anda!
FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
Q: Berapa FCR yang dianggap ideal untuk ayam broiler?
A: FCR (rasio konversi pakan) yang ideal untuk ayam broiler modern (panen 4-5 minggu) umumnya berkisar antara 1,3 hingga 1,5. Artinya, ayam hanya butuh 1,3 hingga 1,5 kg pakan untuk menambah 1 kg bobot hidup. FCR yang lebih tinggi (misalnya 1,8 atau 2,0) menandakan kerugian pakan yang fatal.
Q: Apa itu zat antinutrisi dalam komposisi bahan pakan ternak unggas?
A: Zat antinutrisi adalah senyawa alami yang ada dalam bahan pakan nabati (seperti legum, singkong, atau biji-bijian tertentu) yang fungsinya menghambat pencernaan atau penyerapan nutrisi lain oleh unggas. Bahan-bahan ini harus diproses (misalnya direbus atau difermentasi) untuk mengurangi kadar zat antinutrisi sebelum diberikan.
Q: Haruskah saya menggunakan tepung ikan mahal atau suplemen asam amino?
A: Lebih efisien menggunakan suplemen asam amino (Lisin dan Metionin) sintetis. Tepung ikan memang sumber protein bagus, tetapi harganya mahal dan sulit dikontrol kualitasnya. Dengan suplemen AAE, Anda bisa menggunakan protein nabati yang lebih murah (seperti bungkil kedelai) sambil memastikan kebutuhan Lisin dan Metionin unggas tetap terpenuhi.
Q: Bagaimana cara menyesuaikan komposisi bahan pakan ternak unggas untuk ayam layer (petelur)?
A: Untuk ayam layer, fokus utama komposisi bahan pakan ternak unggas adalah pada kadar Kalsium (Ca), yang harus sangat tinggi (sekitar 3,5% – 4,0%) untuk pembentukan cangkang telur, serta protein yang cukup (sekitar 16% – 18%). Keseimbangan energi tetap penting, tetapi mineral menjadi kunci utama.
Jadikan Kairos Pratama Karya mitra strategis Anda dalam memenuhi kebutuhan logistik kendaraan yang legal, efisien, dan andal. Jelajahi juga produk resminya di Kairos Pratama Karya e-Katalog Inaproc.