loader image

Teknologi Peningkatan Pakan Ternak: 5 Metode Modern Bikin Nilai Nutrisi Pakan Meroket 70%!

Teknologi peningkatan pakan ternak adalah investasi cerdas yang memisahkan peternak tradisional dari peternak modern. Di era biaya pakan yang terus naik, mengoptimalkan pakan yang sudah ada adalah kunci untuk menjaga profitabilitas. Seringkali, peternak memiliki bahan pakan yang melimpah (seperti jerami, ampas, atau limbah pertanian), tetapi nilai nutrisinya rendah dan sulit dicerna.

Bagaimana cara mengubah limbah bernutrisi rendah itu menjadi “makanan super” yang mampu meningkatkan bobot ternak secara signifikan? Jawabannya ada pada teknologi.

Artikel ini akan mengupas tuntas 5 metode modern dalam teknologi peningkatan pakan ternak yang terbukti mampu membuat nilai nutrisi pakan Anda meroket hingga 70%! Terapkan salah satu atau kombinasi dari metode ini, dan saksikan efisiensi pakan ternak Anda meningkat drastis.

Simak Juga: 7 Zat Penting Kandungan Nutrisi Pakan


Mengapa Teknologi Peningkatan Pakan Ternak Begitu Penting?

Tujuan utama dari teknologi peningkatan pakan ternak adalah dua: pertama, meningkatkan daya cerna (digestibilitas) pakan, terutama serat kasar; dan kedua, menambah kandungan nutrisi, khususnya protein.

Masalah Serat Kasar dan Zat Antinutrisi

Bahan pakan seperti jerami padi, kulit kakao, atau dedak, mengandung serat kasar tinggi (lignin, selulosa, hemiselulosa) yang sulit dipecah oleh mikrobia rumen. Selain itu, beberapa bahan mengandung zat antinutrisi yang menghambat penyerapan gizi.

Dengan menggunakan teknologi yang tepat, kita bisa “membuka” ikatan serat tersebut dan menonaktifkan zat penghambat nutrisi, sehingga ternak dapat menyerap energi dan protein lebih banyak dari pakan yang sama.


1. Teknologi Peningkatan Pakan Ternak: Fermentasi Mikrobia (Silase & Haylage)

Fermentasi adalah teknologi peningkatan pakan ternak yang paling populer dan efektif, terutama untuk hijauan dan limbah pertanian.

Prinsip Kerja Fermentasi

Fermentasi dilakukan dalam kondisi anaerob (tanpa oksigen) menggunakan starter bakteri asam laktat (BAL) seperti Lactobacillus. Proses ini mengubah gula dalam bahan pakan menjadi asam laktat.

  • Silase: Metode fermentasi untuk hijauan basah (misalnya rumput gajah atau jagung utuh). Asam laktat yang dihasilkan mengawetkan pakan dan mempertahankan nutrisi seperti saat segar, bahkan meningkatkan palatabilitas.
  • Haylage: Mirip dengan silase, tetapi menggunakan hijauan yang sudah dilayukan (kadar air ).
  • Peningkatan Daya Cerna: Proses fermentasi pra-cerna ini melembutkan jaringan serat, sehingga rumen ternak tidak perlu bekerja terlalu keras dan penyerapan nutrisi menjadi lebih cepat dan efisien.

Fermentasi bukan hanya mengawetkan, tetapi juga meningkatkan kualitas gizi pakan Anda secara signifikan.


2. Teknologi Fisik: Penggilingan dan Pelleting (Pencetakan Pelet)

Metode fisik berfokus pada perubahan bentuk dan ukuran pakan untuk memaksimalkan kontak dengan enzim pencernaan.

Peningkatan Pakan Melalui Ukuran Partikel

Penggilingan (grinding) hingga ukuran partikel yang optimal adalah langkah awal yang krusial.

  • Penggilingan: Mengubah pakan kasar (misalnya jerami) menjadi ukuran partikel yang lebih halus. Ini mempercepat laju pencernaan di rumen karena permukaannya lebih luas, meningkatkan akses mikrobia terhadap serat.
  • Pelleting (Peletisasi): Proses pencetakan pakan menjadi bentuk pelet padat dengan tekanan dan suhu tinggi.
    • Manfaat: Mencegah ternak memilih-milih pakan (sortir), mengurangi limbah, dan memudahkan pengukuran dosis.
    • Dampak Nutrisi: Panas dari proses pelleting dapat sedikit mengubah struktur pati, membuatnya lebih mudah dicerna oleh ternak monogastrik (seperti ayam dan babi).

Teknologi peningkatan pakan ternak secara fisik ini menjamin bahwa ternak menerima komposisi nutrisi yang konsisten di setiap gigitan.


3. Teknologi Kimia: Perlakuan Alkali (Ureasi)

Perlakuan kimia menggunakan bahan kimia untuk memutus ikatan yang melindungi serat pakan agar nutrisinya dapat diakses.

Amoniasi atau Ureasi pada Jerami Padi

Jerami padi kaya akan serat, tetapi kandungan lignin-nya sangat tinggi, membuatnya sulit dicerna. Perlakuan alkali, khususnya menggunakan urea, adalah solusi yang sangat efektif.

  • Urea Sebagai Sumber Amonia: Urea dicampur dengan air dan jerami dalam kondisi kedap udara. Urea akan dipecah menjadi amonia ().
  • Fungsi Kimia: Amonia memutus ikatan antara lignin dan selulosa (ikatan lignoselulosa), yang merupakan penghalang utama pencernaan.
  • Dampak Ganda: Selain meningkatkan daya cerna serat (dapat mencapai ), amonia juga meninggalkan sisa nitrogen dalam pakan. Nitrogen ini menjadi sumber protein non-esensial bagi mikrobia rumen, secara efektif meningkatkan protein kasar pakan jerami.

Metode ini mengubah jerami yang sebelumnya hanya “pengisi perut” menjadi sumber nutrisi yang layak.

Baca Juga: 5 Jenis Menaikkan Bobot Nutrisi Pakan Ternak!


4. Teknologi Biologi: Suplementasi Probiotik dan Enzim

Metode ini tidak mengubah bahan pakan secara langsung, tetapi meningkatkan sistem pencernaan ternak sehingga mampu mengekstrak lebih banyak nutrisi dari pakan yang diberikan.

Memperkuat “Pabrik” Pencernaan Ternak

Teknologi peningkatan pakan ternak ini berfokus pada manipulasi ekosistem rumen.

  • Probiotik (Bakteri Baik): Penambahan probiotik (misalnya Saccharomyces cerevisiae atau Bacillus subtilis) secara rutin ke dalam pakan.
    • Fungsi: Probiotik meningkatkan populasi mikrobia baik di rumen, yang bertugas memecah serat dan menghasilkan asam lemak terbang (Volatile Fatty Acids/VFA) sebagai sumber energi utama ternak. Mikrobia yang kuat berarti daya cerna pakan meroket.
  • Enzim Eksogen: Penambahan enzim khusus (misalnya Selulase, Hemiselulase, atau Fitase) langsung ke dalam pakan.
    • Fungsi: Enzim ini membantu memecah komponen serat yang tidak dapat dipecah oleh enzim alami ternak, memaksimalkan penyerapan nutrisi. Ini sangat efektif dalam pakan berbasis limbah pertanian.

Suplementasi ini adalah cara cepat dan mudah untuk meningkatkan efisiensi pakan tanpa harus mengubah formulasi pakan secara drastis.


5. Teknologi Ekstrusi: Memaksimalkan Protein dan Pati

Ekstrusi adalah teknologi peningkatan pakan ternak yang menggunakan panas, tekanan, dan gesekan tinggi untuk menghasilkan pakan yang sangat mudah dicerna, sering digunakan untuk pakan berprotein tinggi.

Proses Ekstrusi dan Manfaat Nutrisinya

Proses ekstrusi mengubah struktur molekul pakan.

  • Gelatinisasi Pati: Tekanan dan panas tinggi menyebabkan pati (dari jagung atau dedak) menjadi tergelatinisasi. Pati yang tergelatinisasi sangat mudah dicerna di usus halus, memberikan energi instan bagi ternak, khususnya unggas dan ikan.
  • Denaturasi Protein: Proses ini juga mendenaurasi (mengubah struktur) protein. Pada kedelai, misalnya, ekstrusi dapat menonaktifkan zat antinutrisi seperti trypsin inhibitor, meningkatkan nilai biologis protein.
  • Produk: Produk ekstrusi berupa pelet yang mengapung (untuk ikan) atau butiran yang sangat padat dan higienis.

Meskipun membutuhkan investasi alat yang lebih besar, teknologi peningkatan pakan ternak ini menghasilkan produk dengan kualitas dan daya cerna terbaik di pasar.


Kesimpulan: Aplikasi Teknologi Peningkatan Pakan Ternak

Teknologi peningkatan pakan ternak bukanlah kemewahan, melainkan kebutuhan di industri peternakan modern. Dengan mengaplikasikan salah satu dari 5 metode modern ini—baik fermentasi, perlakuan kimia urea, penambahan probiotik, atau ekstrusi—Anda dapat mengubah bahan pakan murah dan berkualitas rendah menjadi sumber nutrisi yang optimal.

Kenaikan nilai nutrisi pakan hingga 70% yang Anda capai akan tercermin langsung pada pertambahan bobot harian (ADG) ternak yang lebih cepat, efisiensi pakan yang lebih baik, dan, yang paling penting, peningkatan margin keuntungan yang signifikan. Mulailah adopsi teknologi ini sekarang, dan jadikan peternakan Anda lebih unggul!

Artikel Terkait: Ekspor Pakan Ternak Indonesia Lolos Bea Cukai!


Pertanyaan Sering Diajukan (FAQ)

 

Apa perbedaan utama antara Silase dan Haylage?

Perbedaan utamanya terletak pada kadar air. Silase dibuat dari hijauan dengan kadar air tinggi (), sedangkan Haylage dibuat dari hijauan yang sudah dilayukan hingga kadar airnya lebih rendah (). Kadar air memengaruhi jenis fermentasi dan risiko kegagalan.

Apakah pakan yang diolah dengan Teknologi Peningkatan Pakan Ternak menggunakan Urea aman untuk ternak?

Sangat aman, asalkan prosesnya benar dan dosisnya tepat. Selama proses ureasi, urea diubah menjadi amonia gas. Sebagian amonia mengikat serat, dan sebagian lagi menghilang. Sisa nitrogen yang tersisa aman bagi mikrobia rumen. Penting untuk memastikan jerami telah diangin-anginkan sebelum diberikan agar sisa gas amonia benar-benar hilang.

Berapa lama daya simpan pakan yang diolah dengan Fermentasi Mikrobia?

Pakan yang diolah dengan teknologi peningkatan pakan ternak melalui fermentasi yang sempurna (Silase atau Haylage) dapat bertahan 6 bulan hingga lebih dari 1 tahun, asalkan disimpan dalam kondisi kedap udara (anaerobik) dan tidak bocor.

Apakah pakan yang di pelleting lebih hemat biaya?

Secara langsung, biaya pembuatannya mungkin lebih tinggi. Namun, pakan pelleting lebih hemat biaya dalam jangka panjang karena: 1) Tidak ada pakan yang terbuang (waste); 2) Ternak tidak bisa sortir (memilih-milih), sehingga nutrisi yang diberikan selalu seimbang; dan 3) Lebih mudah disimpan dan diangkut.

Jadikan Kairos Pratama Karya mitra strategis Anda dalam memenuhi kebutuhan logistik kendaraan yang legal, efisien, dan andal. Jelajahi juga produk resminya di Kairos Pratama Karya e-Katalog Inaproc.